(Mungkin) Aku Sahabatmu
Posted on 27 November 2015
Lagi, lagi dan lagi. Tak henti-hentinya isyarat itu bermunculan dalam kehidupanku. Satu notif kembali masuk dalam akun facebook ku. Masih sama, petuah sarat akan makna dari idola saya.
Kali ini tidak untuk orang lain, pesan mendalam ini mungkin lebih ditujukan untuk saya. Pertanyaan besar yang patut dibebankan pada diri kita masing-masing. Apakah kita layak disebut sebagai seorang sahabat? Ataukah justru kita adalah musuh berkedok sahabat?
Aku masih ingin menjadi sahabatmu. Aku berdoa agar selalu bisa menjadi sahabatmu. Aku ingin terus mengajakmu ke arah kebaikan. Aku ingin kebaikan ini juga ada pada dirimu. Tapi mungkin kini caraku berbeda. Setalah cara-caraku sebelumnya kau muntahkan bulat-bulat. Saat ini aku berjuang dengan cara yang Allah dan Rasulku ajarkan ketika seorang muslim ada pada posisi yang selemah-lemahnya. Ya, posisi selemah-lemahnya. Apa dayaku yang mungkin kau anggap sebagai tong kosong berbunyi nyaring. Tetapi setidaknya, dalam posisi yang paling lemah ini, aku masih menginginkan kebaikan itu juga ada pada dirimu. Ya, ada pada dirimu. Semoga kita bisa berjalan bersama kembali di jalan kebaikan yang dulu pernah kita perjuangkan bersama-sama. Amin.
Banda Aceh, 27 November 2015
Yang (Mungkin) Pernah Kau Anggap Sahabat
Discussion