25/11/15

0

Untukmu Yang Pernah Menemaniku Dalam Jalan Kebaikan

Posted on 25 November 2015

Beberapa hari yang lalu saya mendapati sebuah notifikasi dari fanpage facebook yang saya ikuti. Saya dapati sebuah gambar yang mempunyai makna mendalam. Gambar tersebut berasal dari salah satu orang yang amat saya cintai. Pun makna dari gambar tersebut adalah unek-unek pikiran yang selama ini saya resahkan. Lebih tepatnya unek-unek yang susah untuk dituangkan dalam kata-kata. Apalagi untuk disampaikan ke orang lain.

Memang Allah sang maha penyimpan rahasia, yang maha merencanakan jalan hidup hambanya, dan maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Kehadiran gambar ini juga sudah digariskan olehNYA. Saya yakin tidak ada sesuatu yang sia-sia. Pasti ada hikmah dibalik kehadiran gambar ini. Setelah saya merenung untuk beberapa hari, saya merasa ini memang saat yang tepat untuk menyampaikan apa unek-unek yang ada dalam pikiran saya.

Teruntuk dirimu yang selama ini risih atas kehadiran saya, risih atas kecerewetan saya, maupun risih akan ajakan-ajakan saya. Saya pribadi memohon maaf. Tapi dibalik semua itu, tidak ada sedikitpun niat buruk saya untuk mengganggumu. Yakinlah semua itu saya lakukan hanya untuk kebaikanmu. Saya tak mengharap apapun atas apa yang saya lakukan, di sini saya hanya bisa mengajak dan menunjukkan mana jalan yang lebih baik. Karena saya tahu, sesungguhnya hanya Allah lah sang maha membalikkan hati untuk memberikan petunjuk.

Pun jika hal itu dibalas dengan cibiran, mungkin hal itu akan membuat saya merasa sedih di awal. Tapi semua itu telah mengingatkan saya akan perjuangan baginda Rasulullah akan perjuangannya dalam mengislamkan dunia. Bagaimana saya menjadi sedih jika cibiran yang Rasul terima lebih dan bahkan lebih dari apa yang saya terima? Sungguh apa yang saya terima saat ini tidak ada bandingannya sama sekali dengan segala yang Rasul terima selama mengajak orang-orang terdekatnya menuju ke arah kebaikan.

Cukup sampai di sini perjuangan nyata yang bisa saya lakukan. Bukan berarti saya menyerah, tapi saya akan terus berdoa untuk kebaikanmu. Cuma ini yang bisa saya usahakan. Sungguh Allah sang maha penentu jalan hidup hambanya. Sekuat apapun perjuangan yang saya lakukan untukmu, jika Allah berkata tidak, semua tetaplah tidak. Untuk itu tak henti-hentinya saya meminta kepada Allah agar segera menurunkan seberkah kesadaran untukmu. Saya akan selalu menantimu di jalan ini dan tak akan pernah bosan untuk mengharapmu datang.

Banda Aceh, 25 November 2015
Sesorang yang pernah engkau temani dalam jalan kebaikan.